
JABARNETWORK|BANDUNG- Pernyataan Uu Ruzhanul Ulum kembali menuai polemik. Kali ini, soal usulan poligami dan menikah yang dianggap Wakil Gubernur Jawa Barat asal PPP tersebut sebagai salah satu solusi tepat menekan tingginya kasus HIV/AIDS di Kota Bandung.
Bahkan usulan poligami dan menikah yang disampaikan Uu Ruzhanul Ulum tersebut ditentang oleh Anggota DPRD Jawa Barat asal PAN, Thoriqoh Nashrullah Fitriyah. Secara tegas politisi PAN Jabar tersebut tidak setuju terhadap usulan poligami dan menikah yang disampaikan Wakil Gubernur Jabar asal PPP tersebut.
“Poligami bukan solusi tepat, dan tidak bisa dianggap benar juga. Kalau para suami hobinya jajan seks bagaimana? Poligami iya, jajan seks iya. Bukannya tambah berisiko,” tegas Thoriqoh Nashrullah Fitriyah saat ditemui di DPRD Jawa Barat, Bandung, Sabtu, 1 Oktober 2022.
Menurut Thoriqoh Nashrullah Fitriyah, usulan menikah dan poligami yang disampaikan Uu Ruzhanul Ulum tersebut kurang tepat. Poligami atau menikah, keduanya tidak bisa menghentikan perilaku jajan seks para suami atau solusi perilaku seksual berisiko.
Praktik Poligami justru lebih berisiko menambah kasus HIV/AIDS jika para suami tetap jajan seks. Apalagi jika suami punya istri lebih dari 1, peneluran HIV/AIDS jauh lebih berisiko tak hanya kepada istri-istrinya juga kepada anak-anaknya kelak.
“Kalau masalahnya para suami yang suka jajan seks sampai menularkan HIV/AIDS kepada para istrinya. Ya yang harus diatasi ya perilaku suami, para lelaki yang tak bisa mengontrol birahi, hasrat seksualnya,” kata dia.
Lebih lanjut ia mengatakan, masalah HIV/AIDS itu kompleks, tidak sesederhana hanya menyebutkan poligami jadi salah satu solusi mumpuni menekan kasus HIV/AIDS. Masalahnya para suami yang punya hobi jajan seks seharusnya bisa mengontrol dorongan seksualnya, hasrat birahi. Bukannya mendorong poligami, seolah tidak ada solusi tepat lainnya.
Sama halnya dengan menikah yang dianggap Wakil Gubernur Jabar sebagai salah satu solusi tepat menekan kasus HIV/AIDS. Menikah pun belum tentu bisa menekan kasus HIV/AIDS di kalangan anak muda.
Resiko HIV/AIDS masih tinggi kala pasangan suami istri tidak sama-sama setia, atau masih tetap melakukan hubungan seks lebih dari 1 pasangan,berganti-ganti pasangan dan perilaku seks berisiko lainnya.
Apalagi menikah muda tanpa kesiapan mental, kesiapan fisik dan faktor lainnya. Menikah muda sudah pasti bukan solusi tepat menekan angka kasus HIV/AIDS.
“Poligami atau menikah, ya keduanya bukan solusi tepat. Masalahnya hanya pada perilaku seksual, dorongan seksualnya yang seharusnya bisa dikontrol,” ujar dia.***