Prosedur Benar Tangani Hewan Liar Saat atau Pasca Banjir

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet Dinas Kesehatan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat, Arif Hidayat .

jabarnetwork.com,Masyarakat diimbau waspada terhadap munculnya binatang liar seperti ular, biawak hingga buaya dan binatang liar lainnya yang muncul saat atau setelah banjir di beberapa wilayah Jawa Barat yang terkena bencana banjir atau longsor.

“Sampai saat ini secara resmi belum ada laporan yang masuk kalau ada binatang liar yang masuk ke permukiman masyarakat, terutama yang terkena banjir atau longsor. Tapi, kalau lihat media sosial dan televisi memang ternyata banyak kejadian, dan lebih banyak yang menanganinya swasta (bukan intansi pemerintah),” tutur Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet Dinas Kesehatan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat, Arif Hidayat kepada jabarnetwork saat ditemui di kantornya, Gedung BPKAD, Jl Kawaluyaan Indah Raya, Bandung, Senin 6 Januari 2020.

Meksipun secara resmi tidak ada laporan ke DKPP jelas Arif, masyarakat diimbau harus tetap waspada terhadap munculnya binatang liar saat banjir terutama pasca banjir ini. Masyarakat diminta mengetahui dan memahami penanganan binatang liar yang benar.

“Kalau bisa memang segera menghubungi instansi terkait, atau ahlinya apabila menemukan binatang liar seperti ular, biawak atau bahkan buaya,” jelas dia.

Kalaupun tidak bisa menghubungi instansi terkait seperti Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar) dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) terang Arif, ataupun sudah menghubungi tetapi membutuhkan waktu untuk sampai ke lokasi. Ada beberapa penanganan yang benar harus diperhatikan agar binatang liar tidak membahayakan diantaranya;

1. Tetap Waspada dan Hati-Hati 

Sebelum instansi terkait datang atau memang tidak bisa datang, masyarakat di imbau tetap utamakan kehati-hatian saat menemukan hewan liar seperti ular.

“Waspada, hati-hati dan tetap tenang itu yang harus pertama dilakukan saat melihat binatang liar,” terang dia.

2. Jangan Panik

Kedua, masyarakat pun diimbau untuk tidak panik dan melakukan gerakan mendadak yang menjadikan hewan merespon merasa terancam.

3. Jauhkan dari Jangkauan Anak-Anak

Selain itu, penanganan benar saat menemukan binatang liar adalah menjauhkan dari jangkauan anak-anak.

“Biasanya saat ada ular, biawak atau binatang liar lainnya muncul selalu ramai apalagi saat ada anak-anak yang menganggap binatang liar tidak berbahaya. Nah, yang harus dilakukan adalah jauhkan dari mereka,” kata Arif.

4.  Tutup Lubang

Kemudian, segeralah menutup semua lubang atau akses keluar binatang liar seperti ular kabur dari kepungan. Jagalah jangan sampai kabur dengan menutup kepala atau badannya.

“Penanganan yang benar, jangan sampai kabur ularnya itu. Karena susah lagi kalau kabur,” ujar dia.

5. Jangan Lakukan Sendiri

Penanganan binatang liar yang benar, seperti ular yang biasanya luput dari perhatian masyarakat adalah, selalu melakukannya sendiri tanpa orang lain. Hal ini salah, diupayakan dilakukan bersama, jangan sendiri.

“Jangan menanganyainya sendiri. Saya lebih menyarankan menghubungi ahli, seperti instansi terkait. Ada Damkar dan BKSD,” tegas dia.

Sementara itu untuk pencegahannya tambah Arif,  hal yang paling penting adalah tetap menjaga kebersihan rumah dan lingkungan. Sebab, bagaimanapun juga ular, biawak yang biasanya muncul saat atau setelah banjir ini suka di lingkungan yang kotor apalagi lembap.

“Penangkal hewan liar datang ke rumah? Ya, lingkungan dan rumah yang bersih itu paling utamanya,” tambah Arif.

Lalu, jangan membiarkan ilalang yang ada di rumah atau sekitar lingkungan rumah terlalu tinggi, karena akan menjadi sarang nyaman untukular atau binatang liar lainnya. Diupayakan selalu memotong ilalang atau rumput yang ada di halaman atau di lingkungan sekitar.

“Dan untuk kolong-kolong yang biasanya lembap harus bersih dan rapih. Jangan sampai terlalu lembap karena bisa menjadi sarang bagi mereka (binatang liar),” ujar dia.

Pencinta ular Andi Yudha.

Sebelumnya, ditempat yang berbeda,  pencinta ular Andi Yudha, hal yang harus dilakukan saat ular muncul yaitu; jangan panik dan diupayakan tenang serta segera menghubungi rescue Damkar. Sebelum rescue damkar atau pertolongan lainnya datang. Hal yang harus dilakukan adalah perhatikan bentuk  dan pergerakan ular.

“Pastikan informasi (letak) keberadaannya, dan kalau perlu tunjukkan larinya (pergerakan) (saat tim penolong datang),” tuturnya.

Kemudian tetaplah waspada dan menjaga jarak sampai 2 meter, terutama apabila yang ditemukan ular berbisa. Baik itu kobra atau ular hijau ekor merah dan jenis ular berbisa lainnya. Apabila ular kobra yang biasanya menyemburkan bisanya.

“Kita mesti menjaga jarak membuat ular berpindah lokasi, dan membaca karakteristik ularnya,”  terang dia.

Pastikan ular jauh dari lubang atau area yang sempit, diupayakan ular jauh dari dua tempat tersebut. Oleh karena itu, segeralah tutup semua lubang yang akan dijadikan tempat ular kabur.

“Dorong-dorong dan jauhkan ular dari lubang-lubang. Apabila kelihatan kepalanya, tekan dan masukanlah kedalam ember dan segeralah tutup,” jelas dia.

Apabila terlanjut tergigit ular berbisa terang dia, tetaplah tenang agar racun tidak cepat menyebar ke jantung sekaligus menghambar kerusakan saraf. Diupayakn juga, tidak banyak melakukan gerakan-gerakan yang membuat aliran darah semakin cepat ke jantung.

“Tetap tenang dan rebahkan tubuh sambil menunggu bantuan datang, diusahakan aliran darah tidak cepat mengalir,” terangnya.

Ia menambahkan, selain kobra yang kerap muncul di musim hujan. Masyarakat pun diminta waspada terhadap ular hijau ekor merah yang biasanya lebih banyak populasinya di Jawa Barat dibandingkan ular kobra.

“Yang banyak di Jawa Barat adalah ular hijau ekor merah. Jadi, tak semua ular hijau berbisa. Tetapi, ular hijau ekor merah pun bahkan yang bermata merah pun berbisa, dan akan lebih banyak muncul saat musim hujan,” kata dia.

Meskipun ular hijau ekor merah atau bermata merah lebih banyak populasinya di Jawa Barat. Masyarakat pun tetap harus waspada terhadap 5 jenis ular lainnya yang biasanya muncul di Indonesia seperti  weling, ular tanah, welang dan king kobra.

“Ular masuk ke permukiman biasanya karena memang mencium banyak makanan,” ujar dia.

Leave a Reply