
jabarnetwork.com, Dengan nada sedih Yasmin Baidha Afifah bercerita tentang masa lalunya yang kelam. Dia bercerita pernah beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri karena berbagai masalah yang menimpanya bertubi-tubi. Mulai dari orang tuanya yang bercerai, merasa kesepian karena tidak ada yang memahami dirinya, hingga masalah ketergantungan dengan rokok dan minum-minuman keras.
“Saya sempat mencoba bunuh diri berkali-kali, tetapi enggak tahu gagal terus. Saya merasa ada yang mencoba menggagalkannya dan ingin memberikan kesempatan untuk hidup dan berguna bagi sekitar,” tutur Yasmin, Bandung, belum lama ini.
Hingga akhirnya ia bercerita soal meditasi yang menyelamatkan hidupnya, karena bisa mentransformasikan emosi atau energi negatif ke arah positif, dan dengan meditasi ia menemukan arti hidup dan dirinya sendiri hingga akhirnya Yasmin memilih berprofesi menjadi praktisi meditasi (guru meditasi).
Tak berbeda dengan cerita kelamnya Yasmin Baidha Afifah (35 tahun) yang berprofesi sebagai praktisi meditasi. Kiki Juliar (40 tahun) yang berprofesi sebagai penyanyi dan aktris ini bercerita masa lalunya yang pernah beberapa kali menggugurkan kandungannya karena hamil diluar nikah dengan pacar pertamanya, hingga akhirnya menikah dengan pacar pertamanya tersebut dan memiliki satu putera dan berakhir perceraian.
Kiki bercerita, akibat beberapa kali menggugurkan kandungannya ia merasa hina dan jijik atas dirinya sendiri. Selain beberapa kali telah menggugurkan kandungannya, Kiki bercerita dengan sedih dan hampir menangis soal kondisi ibunya yang memiliki penyakit gangguan mental yang memperparah kondisi hidup Kiki waktu itu.
Ibunya yang memiliki ganggguan kejiwaan mengakibatkan dirinya tak memiliki teman bicara saat kiki remaja dulu. Hingga akhirnya ia memilih mencari teman bicara, cinta dan kasih sayang kepada orang lain yang akhirnya berakhir hamil diluar pernikahan.
Sisi kelam kehidupan Kiki akhirnya mulai berkurang setelah ia mengikuti meditasi di Golden Space. Awalnya, Kiki enggan ikut meditasi saat kawannya untuk pertama kali mengajak dirinya meditasi karena pemahaman Kiki waktu itu yang menilai meditasi itu sesuatu yang mistis.
Hingga akhirnya, Kiki mau melakukan meditasi setelah beberapa diajak oleh teman dekat tersebut, dan setelah mengikuti meditasi beberapa kali ia merasa hidup kembali. Rasa hina dan jijik terhadap masa lalunya tersebut kini telah hilang. Kiki mulai berubah, mulai percaya diri sepenuhnya terhadap dirinya, mulai bangkit dan mulai menerima kehidupan dulunya yang pernah menggugurkan kandungannya.
“Jujur, sebelum kenal meditasi di Golden Space Indonesia. Saya sangat merasa hina, jijik dengan diri sendiri. Saya sudah membunuh anak-anak saya dengan cara menggugurkannya. Jujur saya menyesal, jijik dan hina,” tutur dia.
Baik Kiki Juliar maupun Yasmin Baidha Afifiah mengakhiri cerita masa lalu kelamnya dengan penemuan arti hidup dan pengenalan lebih dalam atas dirinya sendiri. Hidup terasa damai dengan meditasi, meskipun masalah akan terus datang tetapi dengan meditasi mereka berdua merasa masalah atau energi negatif bisa diubah ke arah yang lebih baik.
Menurut Managing Director ALIVE sekaligus Director The Golde Space Indonesia, Robin Muljadi setiap orang pasti memiliki masalah, hanya kadarnya saja yang membedakan dan cara menyikapi masalah tersebut. Melalui meditasi inilah alat untuk membantu mentransformasi energi negatif dampak dari masalah-masalah kehidupan tersebut menjadi energi positif.
Contohnya, orang yang memiliki gangguan emosi seperti sering marah-marah karena masalah sepele, apabila energi negatif dari gangguan emosi tersebut tidak ditransformasikan ke arah yang positif tentu akan berdampak pada penyakit fisik. Seperti jantung, atau masalah tekanan darah.
“Manifes gangguan emosi bisa saja menjadi penyakit fisik, manifes gangguan emosi pun tentu akan menganggu hubungan dengan orang lain, dengan meditasi inilah kita akan bantu mengolah emosi dan energi negatif tersebut,” tutur dia.
Sehingga, jika ditanya apakah penting melakukan meditasi? Ia menilai sangat penting, karena hidup tidak akan selalu lurus tanpa masalah,tetapi ada kalanya hidup berliku penuh masalah dan dengan meditasi ini akan mentransformasikan ke arah yang positif.
“Meditasi sangat berguna dan efektik untuk mengolah emosi dan jiwa, karena meditasi dapat lebih meningkatkan kesadaran kita. Perasaan kita seperti apa, sedih atau frustasi,” kata dia.
Kapan Meditasi Idealnya Dilakukan
Meditasi paling baik dilakukan saat pagi atau subuh, karena pikiran masih fresh dan dinilai waktu paling penting untuk memulai hari dengan hal-hal yang baik seperti meditasi. Sedangkan untuk waktunya, baikya dilakukan 5 sampai 10 menit terutama bagi pemula.
“Tapi sebetulnya, kunci dari meditasi bukan kuantitas tetapi kualitas. Walaupun meditasi 5 menit tetapi berkualitas, ya meditasi pasti berhasil,” kata dia.
Meditasi pun bisa dilakukan sendiri di rumah tanpa instruktur. Hanya perlu papan ataupun alas untuk duduk nyaman di lantai atau di taman. Selain papan atau alas, bisa juga dilakukan berdiri sambil memegang pohon. Hal terpenting adalah kenyaman dalam melakukan meditasi.
“Setelah duduk dengan nyaman, ambil nafas dalam-dalam sampai terasa diperut buang perlahan-lahan, relaks dan fokus pasti anda akan merasakan ketenangan bathin,” ujar dia.
Kalaupun tak bisa meditasi sendiri, The Golden Space bisa membantu dengan kelas meditasi. Hanya membayar Rp400.000 perbulan untuk menjadi anggota, anggota bisa mengakses semua kelas meditasi baik kelas meditasi pagi, siang, sore dan berbagai jenis meditasi yang ada di The Golden Space setiap hari kecuali hari besar.
“Kami juga menyediakan meditasi online, anda bisa mencobanya nanti,” tambah dia.
Biasanya untuk kelas pemula, di kelas meditasi akan diajarkan terlebih dahulu bagaimana cara bernafas yang baik. Setelah dinilai sudah bisa maka akan ke tahapan selanjutnya, seperti fokus diri dan pengenalan diri.
“Baiknya meditasi pun dilakukan secara berkelanjutan, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan. Misalkan orang yang memiliki gangguan emosi, kurang baik dalam menyikapi masalah kehidupannya bisa lebih sering melakukan meditasi. Tetapi, saat orang tersebut sudah bisa mengontrol emosi atau mengubah emosi menjadi enegeri yang positif biasanya meditasi biasa berkurang. Tapi ya, kembali lagi dengan kebutuhan kalau dirasa masih ingin menyeimbangkan 5 aspek kehidupan ya terus saja,” ucap dia.
Masyarakat Indonesia Lebih Banyak Memiliki Perasaan Sedih, dan Marah
Dari berbagai road show The Golden Space melalui ALIVE di berbagai kota di Indonesia tambah Robin, dan serangkaian test yang dilakukan The Golden Space kepada para pengunjung yang datang ke acara ALIVE fakta unik membuktikan ternyata masyarakat Indonesia lebih banyak memiliki perasaan sedih, marah kemudian kurang pede.
“Misalkan di Bandung ini, tadi saya lihat (saat test) kebanyakan pada sedih, marah dan kurang pede. Ini membuktikan banyaknya tempat hiburan dan fasilitas lainnya ataupun materi yang dimiliki tak menjamin kebahagian seseorang,” tambah dia.