Herry Dermawan Mengkritisi Penanganan Gagal Ginjal Akut di Jawa Barat

Anggota DPRD Jawa Barat asal Fraksi PAN, Herry Dermawan mengkritisi pencegahan gagal ginjal akut pada anak di Jabar*/DPW PAN Jawa Barat/

JABARNETWORK|BANDUNG- Anggota DPRD Jawa Barat asal Fraksi PAN, Herry Dermawan mengkritisi terkait pencegahan gagal ginjal akut di Jawa Barat.

Memang penanganan gagal ginjal akut atau Akut Progresif Atipikal alias Acure Kidney Injury (AKI) di Jabar sudah baik.

Hanya saja, Herry Dermawan justru lebih mengkhawatirkan dan mengkritisi terkait pencegahan gagal ginjal akut di Jawa Barat yang tercatat sudah menewaskan 5 anak.

“Kalau saya lihat penanganan gagal ginjal di Jawa Barat sudah cukup baik, karena Jabar setidaknya sudah punya pengalaman sebelumnya saat menangani masalah seperti ini, Covid-19. Cuman yang saya khawatirkan dan saya kritisi itu soal pencegahannya,” tutur Herry Dermawan, Bandung. Sabtu, 22 Oktober 2022.

Pencegahan agar tidak ada lagi anak yang terkena gagal ginjal akut yang diduga karena mengonsumsi senyawa kimia yang mencemari obat-obatan sirup.

Senyata kimia yang dimaksud yakni, etilen glikol, dietilen glikol, dan etilen glikol butyl ether/EGBE.

Kemudian, sejauh mana Pemerintah Provinsi Jawa Barat memastikan dan menjamin tidak ada lagi obat-obatan sirup yang mengandung etilen glikol, dietilen glikol, dan etilen glikol butyl ether/EGBE yang diduga menjadi pemicu Akut Progresif Atipikal alias Acure Kidney Injury (AKI).

Mengingat Kementerian Kesehatan RI sudah mengeluarkan instruksi yang isinya meminta seluruh apotek untuk tidak menjual obat sirup untuk sementaa waktu. Instruksi tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical ProgressiveAcure Kidney Injury (AKI) Pada Anak.

“Yang jadi pertanyaan sejauh mana Dinkes Jabar sigap memastikan tidak ada lagi obat-obatan yang sudah dilarang beredar di masyarakat, dan bagaimana ketegasannya jika kedapatan masih ada beberapa apotek atau toko obat yang tetap menjual obat tersebut,” ucap dia.

Sebab tambah dia, ditakutkan masih banyak masyarakat yang belum mengerti terkait obat-obatan yang dilarang dikonsumsi tersebut, karena menjadi pemicu gagal ginjal akut pada anak.

“Saya khawatir karena tidak semua masyarakat itu paham soal gagal ginjal akut pada anak, atau soal obat-obatan yang sudah dilarang dikonsumsi  karena picu gagal ginjal. Sehingga malah mengonsumsi obat yang dilarang tersebut,” kata dia.

Lagi pula sangat besar kemungkinan obat-obatan tersebut masih ada di pasaran, masih ada di apotek atau toko obat. Meskipun sudah ada instruksi, tetapi hal tersebut tidak menjamin. ***

Leave a Reply