
jabarnetwork.com, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat telah menggelar rapat paripurna membahas pembentukan fraksi DPRD Jawa Barat periode 2019-2024. Delapan Fraksi terbentuk dengan beberapa partai politik yang bergabung karena tidak memiliki cukup kursi.
Delapan fraksi tersebut antara lain; Fraksi Gerindra Persatuan, gabungan antara Partai Gerindra dan PPP 28 kursi, terdiri dari 25 dari Partai Gerindra da 3 dari PPP. Fraksi Keadilan Sejahtera 21 kursi. Fraksi PDIP 20 kursi, Fraksi Golkar 16 kursi, Fraksi PKB 12 kursi, Fraksi Partai Demokrat 11 kursi, Fraksi Amanat Nasional (PAN) 7 kursi dan Fraksi Nasdem Persatuan Indonesia 5 kursi, gabungan dari Partai Nasdem 4 kursi dan Perindo 1 kursi.
Ketua DPRD Jawa Barat sementara Taufik Hidayat menuturkan, fraksi-fraksi sudah terbentuk. Ada tiga partai politik yang bergabung yaitu, PPP dengan Partai Gerindra dan Partai Nasdem dengan Partai Perindo. Setelah ini, sesuai rencana nanti akan dibahas soal kerja DPRD Jawa Barat ke depan (Renja atau Rencana Kerja).
“Selanjutnya, kita akan tetap melanjutkan dan memaksimalkan kerja-kerja DPRD Jaw Barat yang sebelumnya (sebelum Renja terbentuk). Kerja-kerja ya untuk mengabdi kepada masyarakat Jawa Barat, jiwa ragalah,” tutur dia ditemui di DPRD Jawa Barat, Rabu (11/09/2019).
Soal rencana strategis pasca dibentuknya fraksi-fraksi kata Taufik, karena DPRD Jawa Barat sifatnya kolektif kolegial, Fraksi Partai Gerindra dengan fraksi-fraksi lainnya akan bersinergis dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Saya berjanji (setelah ini)bagaimana caranya agar bisa bersinergis dengan eksekutif,”kata dia.
Adapun soal bergabungnya Fraksi PPP dengan Partai Gerindra tambah Taufik Hidayat, hal ini sudah disepakti oleh para elit politik PPP dengan Partai Gerindra saat pertemuan di Jakarta belum lama ini.
“Ya, kalau alasan sudah tahu kan karena PPP hanya punya 3 kursi jadi bergabung dengan Partai Gerindra. Soal kesepakatan, deal-deal politik. Kesepakatan naon atuh neng? (kesepatan apa neng), yang jelas ya karena (PPP) hanya punya 3 kursi. Kesepakatan Pilkada, belum sejauh itu,” tambah dia.
Sementara itu, Sekretaris DPD Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Pepep Saeful Hidayat mengakuai keputusan PPP bergabung dengan Partai Gerindra terkait banyak hal. Salah satunya, soal perolehan kursi PPP di Pemilihan Legislatif 2019 sangat mengecewakan.
“Iya, pertama kita harus menyadari hasil Pileg 2019 kita tak memiliki kursi banyak. Sehingga tak bisa membentuk fraksi sendiri. Setelah mempertimbangkan berbagai hal, dan kepentingan politik akhirnya kita memilih bergabung dengan Partai Gerindra,” tutur dia.
Sebelum memutuskan bergabung dengan Partai Gerindra, PPP memang sudah melakukan komunikasi politik dengan seluruh partai yang memperoleh kursi di DPRD Jawa Barat, semua partai politik merespon baik.
“Alhamdulilah,semua (partai politik) sangat respek. Tapi, setelah dikonsultasikan dan pertimbangan bayak hal. Akhirnya, DPP PPP lebih memilih bergabung dengan Partai Gerindra,” kata Pepep.
Pepep menilai keputusan ini sangat baik mengingat posisi PPP hanya memiliki 3 kursi, sedangkan Partai Gerindra memilki 25 kursi atau pemenang Pileg 2019 untuk DPRD Provinsi Jawa Barat. Keputusan PPP ini diakui untuk menyelamatkan partai berlogo kabah ini. Tetapi, Pepep tidak setuju bahwa langkah politik ini dinilai beberapa pihak sebagai manuver politik instan PPP.