Diduga Kuat Langgar Aturan Konten dan Komunitas TikTok Blokir Bowo

Head of Public TikTok Indonesia Donny Eryastha

jabarnetwork.com, Head of Public TikTok Indonesia Donny Eryastha menanggapi pemblokiran Bowo Alpenliebe yang sudah kurang lebih 1 tahun tidak bisa menggunakan TikTok lagi dengan alasan adanya aturan atau panduan komunitas yang diduga dilanggar Prabowo Mondardo atau Bowo Alpenliebe.

“Secara umum sebenarnya TikTok terbuka kepada siapa saja selama tak melanggar panduan komunitas. Jadi itu tadi, mungkin kalau ada waktu bisa lihat di aplikasi TikTok sendiri panduan komunitas dalam bahasa indonesia apa yang boleh dan tidak boleh. Nah pokoknya, secara umum (kenapa Bowo Alpenliebe diblokir) kalau (sudah) melanggar ya tak bisa (menggunakan TikTok atau diblokir),” tuturnya usai acara workshop tema #SamaSamaBelajar: Berkreasi dengan Aman dan Nyaman di Era 4.0 di Universitas Parahyangan Bandung, Bandung, Kamis (20/2/2020).

Donny pun mengatakan, bentuk pemblokiran yang dilakukan TikTok terhadap penggunanya yang melanggar pandungan komunitas seperti  Bowo Alpenlible diantaranya, TikTok akan menghapus video yang dibuat atau akunnya yang dihapus.

“Kita sebenarnya ada beberapa metode (pemblokiran) seperti video-nya yang kita remove atau akunnya yang di-remove, tapi (selain itu) ada beberapa metode sih,” kata dia.

Setelah diblokir pun jelas Donny, sebenarnya akun bisa dipulihkan. Tetapi, sayang Donny tidak menjelaskan lebih lanjut. Donny hanya menekankan soal kebijakan panduan komunitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan para pengguna TikTok.

“Selama tak melanggar panduan komunitas yang di dalamnya aturannya macam-macam ya boleh. Tak boleh itu seperti hate speech, hoax dan konten kekerasan. Kalau tetap melanggar, ya akan kita remove,” jelas Donny.

Bagaimana menyaring konten-konten yang ada di TikTok tersebut? TikTok menggunakan dua metode diantaranya, pertama menggunakan teknologi intelegensi artifisial yang mendeteksi hal-hal yang memuat pornografi, hate speech, hoax, konten kekerasan dan sebagainya.

“Semua video sebelum diupload (pengguna) itu bisa dibaca oleh teknologi intelegensi artifisial. Kalau mengandung unsur pornografi, kekerasan dan yang tak boleh lainnya pengguna tak bisa upload (video-nya),” tegas dia.

Metode kedua kata Donny, TikTok pun memiliki human reviewer yang bekerja 1 kali 24 jam me-review video-video para pengguna. Apabila ditemukan yang melanggar, maka TikTok akan memblokirnya.

“Untuk angka pengguna yang sudah diblokir TikTok (di Indonesia) nah itu saya tak bisa share,” kata Donny.

Donny pun menambahkan saat ini TikTok memiliki beberaa fitur yang melindungi pengguna seperti adanya fitur privasi yang bisa disetting sendiri oleh pengguna. Privasi setting ini bisa mengatur siapa yang bisa mengikuti, berkomentar atau melihat video yang dibuat pengguna.

“Bahkan kita bisa mem-filter komentar-komentar atau kata-kata tertentu yang tak bisa dipublish di TikTok, dan TikTok pun memiliki fitur dimana antar pengguna tidak bisa saling mengirimkan video, hanya bisa saling mengirimkan text dalam private message-nya, dengan cara ini saya percaya bisa melindungi para pengguna TikTok,” tambah dia.

Sebelumnya beberapa tahun lalu Prabowo Mondardo atau lebih populer dengan nama Bowo Alpenliebe sempat viral dari memainkan aplikasi video pendek bernama TikTok, tetapi sejak setahun (2019) hingga saat ini Bowo Alpenliebe tidak bisa menggunakan aplikasi ini.

Leave a Reply